Sunday, April 5, 2009

Sunnah-sunnah Shalat

Sunnah-sunnah Shalat
Sunnah-Sunnah Shalat


1. Mengangkat kedua tangan saat takbiratul Ihram
1. Lifts both hands when takbiratul Ihram


Al-Malikiyah dan As-Syafi'iyah menyebutkan bahwa disunnahkan untuk mengangkat tangan saat takbiratul ihram, yaitu setinggi kedua pundak. Dalilnya adalah hadits berikut ini :
Al-Malikiyah and As-Syafi'iyah mentions that disunnahkan hands up to when takbiratul ihram, that is as high as both shoulders. Its(the theorem is hadits following :


Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya setinggi pundaknya saat memulai shalatnya (HR. Muttafaq 'Alaihi)(note1)
From Ibnu Umar radhiyallahu ‘ anhu says that Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam lifts second [his] arms as high as its(the shoulder when strarting its(the shalat ( HR. Muttafaq ' Alaihi)(note1)


Dan Al-Hanafiyah menyebutkan bahwa laki-laki mengangkat tangan hingga kedua telinganya sedangkan wanita mengangkat sebatas pundaknya saja. Dalilnya adalah :
And Al-Hanafiyah mentions that finite hands up men both its(the ears while woman lifts limited to its(the shoulder is only. Its(the theorem is :


Dari Wail bin Hajr radhiyallahu ‘anhu bahwa dia melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya ketika memulai shalat, lalu bertakbir dan meluruskan kedua tanggannya setinggi kedua telinganya.(HR. Muslim)
From Wail bin Hajr radhiyallahu ‘ anhu that s(he sees Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam lifts second [his] arms when strarting shalat, then do not and straightens both its(the tanggan as high as both telinganya(HR. Moslem)


Dari Al-Barra' bin Azib bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bila shalat mengangkat kedua tanggannya hingga kedua jempol tangannya menyentuh kedua ujung telinganya (HR. Ahmad, Ad-Daruquthny)
From Al-Barra ' bin Azib that Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam if(when shalat lifts both its(the tanggan is finite both thumbs [his] arms touchs both tip of its(the ear ( HR. Ahmad, Ad-Daruquthny)


Sedangkan Al-Hanabilayh menyebutkan bahwa seseorang boleh memilih untuk demikian atau mengangkat tangannya hingga kedua ujung telinganya. Dalilnya adalah bahwa keduanya memang punya dasar hadits yang bisa dijadikan sandaran. Saat mengangkat kedua tangan, dianjurkan agar jari-jari terbuka tidak mengepal, sebagaimana pendapat jumhur. Serta menghadap keduanya ke arah kiblat.
While Al-Hanabilayh mentions that someone may choose for that way or lifts [his] arms finite both tip of its(the ear. Its(the theorem is that both of course has base hadits which able to be made arm rest. When lifting both hands, suggested that open radius mengepal doesn't, as opinion jumhur. And faces both towards direction.


2. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri
2. Puts down right hand above left hand


Jumhur ulama selain Al-Malikiyah mengatakan bahwa disunnahkan untuk meletakkan tapak tangan kanan di atas tapak tangan kiri. Dalilnya adalah hadits berikut ini :
Jumhur moslem scholar besides Al-Malikiyah tells that disunnahkan to put down right hand tread above left hand tread. Its(the theorem is hadits following :


Dari Wail bin Hajr radhiyallahu ‘anhu bahwa dia melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya ketika memulai shalat, lalu bertakbir dan meletakkan tangan kanannya di atas tapak tangan kirinya, atau pergelangannya atau lengannya (antara siku hingga pergelangan tangan)(HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud dan An-Nasa'i)
From Wail bin Hajr radhiyallahu ‘ anhu that s(he sees Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam lifts second [his] arms when strarting shalat, then do not and puts down its(the right hand above its(the left hand tread, or its(the bangle or its(the arm ( between finite elbows of bangle tangan)(HR. Moslem, Ahmad, Abu Daud and An-Nasa'i)


Sedangkan dimana diletakkan kedua tangan itu, para ulama sejak dahulu memang berbeda pendapat. Ada yang mengatakan di bawah pusat, ada juga yang mengatakan di antara dada dan pusat, dan ada juga yang mengatakan di dada.
While where put down [by] both the hands, the moslem scholars since former of course differed in opinion. Something tells below(under central, also there is telling among chest and central, and also there is telling in chest.


a. Di bawah pusat
a. Below(under central


Mereka yang mengatakan bahwa posisi tangan itu di bawah pusat diantaranya adalah Al-Hanafiyah, dengan landasan hadits berikut ini :
They telling that position of the hand below(under central between it is Al-Hanafiyah, with basis hadits following :


Diriwayatkan dari Ali bin abi Thalib ra,"Termasuk sunnah adalah meletakkan kedua tangan di bawah pusat".(HR. Ahmad dan Abu Daud).
History from Ali bin abi Thalib ra,"Termasuk sunnah is put down both hands below(under pusat"(HR. Ahmad and Abu Daud).


Tentu perkataan Ali bin Abi Thalib ini merujuk kepada praktek shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana beliau menyaksikannya.
Of course word of Ali this Abi Thalib bin refers to practice of shalat Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam, as he(she witness it.


b. Di antara pusat dan dada
b. Among central and chest


Diantara yang berpendapat demikian adalah Asy-syafi'iyah. Dan bahwa posisinya agak miring ke kiri, karena disitulah posisi hati, sehingga posisi tangan ada pada anggota tubuh yang paling mulia. Dalilnya adalah hadits berikut ini :
Between having a notion that way is Asy-syafi'iyah. And that its(the position is rather sinistrorse incline, because disitulah position of liver, so that position of hand [is] on organ that is very glory. Its(the theorem is hadits following :


Dari Wail bin Hajr radhiyallahu ‘anhu berakta,”Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat dan meletakkan kedua tangannya di atas dada.(HR. Ibnu Khuzaemah) (note2)
From Wail bin Hajr radhiyallahu ‘ anhu my act sees Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam shalat and puts down second [his] arms above dada(HR. Ibnu Khuzaemah) ( note2)


Sedangkan Al-Malikiyah tidak menganggap meletakkan tangan di atas dada dan lainnya itu sebagai sunnah. Bagi mazhab ini, posisi tangan dibiarkan saja menjulur ke bawah. Bahkan mereka mengatakan bahwa hal itu kurang disukai bila dilakukan di dalam shalat fardhu 5 waktu, namun dibolehkan bila dilakukan dalam shalat sunnah (nafilah).
While Al-Malikiyah doesn't assume puts down hand above chest and other of that is as sunnah. For this sect, position of hand let to be just sticks out downwards. Even they tell that that thing unable to be taken a fancy to if done in shalat fardhu 5 time, but is enabled if done in shalat sunnah ( nafilah).


3. Melihat ke tempat sujud
3. Sees to place of sujud


As-Syafi'iyah dan para ulama lainnya mengatakan bahwa melihat ke arah tempat sujud adalah bagian dari sunnah shalat. Sebab hal itu lebih dekat ke arah khusyu'. Selain itu memang ada dalilnya.
As-Syafi'iyah and the other moslem scholars tells that seeing towards place of sujud is part of sunnah shalat. Because the matter is closer towards khusyu'. Besides of course there are its(the theorem.


Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bila memulai shalat, tidak melihat kecuali ke arah tempat sujudnya. (Hadits Dhaif, Imam An-Nawawi mengatakan bahwa hadits ini tidak diketahuinya)
From Ibnu Abbas radhiyallahu ‘ anhu says that Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam if strarting shalat, doesn't see except towards place of its(the sujud. ( Hadits Dhaif, Imam An-Nawawi tells that his(its this unknown hadits)


Kecuali saat tahiyat, maka pandangan diarahkan ke jari tangan kanannya. Sebagaimana hadits berikut :
Except when tahiyat, hence opinion?sight pointed at its(the right hand finger. As hadits following :


Dari Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu ‘anhu bahwa apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam duduk dalam tasyahhud, beliau meletakkan tangan kanannya di atas paha kanannya dan meletakkan tangan kirinya di atas tangan kirinya lalu menunjuk dengan telunjuknya dan pandangan matanya tidak lepas dari telunjuknya itu". (HR. Ahmad, An-Nasai, Abu Daud)
From Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu ‘ anhu that if Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam sits on tasyahhud, he(she puts down its(the right hand above its(the right thigh and puts down its(the left hand above its(the left hand is then refers with its(the forefinger and its(the sight doesn't get out of the forefinger". ( HR. Ahmad, An-Nasai, David Ash)


4. Doa istiftah (doa tsana`)
4. Prayer istiftah ( prayer tsana`)


Doa istiftiftah juga seringkali disebut dengan doa iftitah atau do'a tsana'. Semuanya merujuk pada lafadz yang sama. Hukum membacanya adalah sunnah menurut jumhur ulama, kecuali Al-Malikiyah yang menolak kesunnahannya.
Prayer istiftiftah also often is called as with prayer iftitah or do'a tsana'. Altogether refers to the same lafadz. Law reads it is sunnah according to jumhur moslem scholar, except Al-Malikiyah refusing its(the kesunnahan.


Sedangkan lafadznya memang sangat banyak versinya. Dan bisa dikatakan bahwa semuanya bersumber dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
While its(the lafadz is plenty (of) its(the version. And can be told that altogether stems from Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam.


Dari Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membaca : “Maha suci Engaku dan segala puji untuk-Mu. Diberkahilah asma-Mu, tinggilah keagungan-Mu. Dan tiada tuhan kecuali Engkau.(HR. Muslim) (note3)
From Umar radhiyallahu ‘ anhu that Rasulullah shallallahu ' alaihi wasallam reads : “ The Most holy my Enga and all praising for. Diberkahilah asthma, supremacy height. And no the infinite except Engkau(HR. Moslem) ( note3)


Lafaz ini diriwayatkan oleh Asiyah radhiyallahu ‘anhu dengan perawi Abu Daud dan Ad-Daruquthuny.
this Lafaz history by Asiyah radhiyallahu ‘ anhu with perawi Abu Daud and Ad-Daruquthuny.


Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bila berdiri untuk shalat membaca :”Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan Yang menciptakan langit dan bumi, dengan lurus dan berserah diri sedangkan aku bukan bagian dari orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam.Tiada sekutu baginya dan dengan itulah aku diperintahkan. Dan aku termasuk bagian dari orang-orang muslim.(HR. Muslim)
From Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘ anhu from Rasulullah shallallahu ' alaihi wasallam that him(her if standing for shalat to read :” I confront my face to God Creating sky and earth, with straight and surenders x'self while I is not part of people musyrik. In fact my shalat, my religious service, lived me and my death only for universe God God alamTiada ally for him[s and with that is I am commanded. And my am including part of people muslim(HR. Moslem)


Lafaz ini sampai kepada kita lewat perawi yang kuat seperti Imam Muslim, Ahmad dan Tirmizy dan dishahihkan oleh Ali bin Abi Thalib. Lafaz ini sebenarnya juga lafadz yang juga ada di dalam ayat Al-Quran Al-Kariem, kecuali bagian terakhir tanpa kata "awwalu".
this Lafaz to we are through?via perawi which is strong like Imam Muslim, Ahmad and Tirmizy and dishahihkan by Ali bin Abi Thalib. this Lafaz actually also lafadz which also at in sentence Al-Quran Al-Kariem, except epilogue without word " awwalu".


Selain itu juga ada lafdaz lainnya seperti di bawah ini :
Besides also there are other lafdaz as in under this :


Dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bila bertakbir memulai shalat, beliau diam sejenak sebelum mulai membaca (Al-Fatihah). Maka aku bertanya padanya dan beliau menjawab,”Aku membaca : Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah aku dari kesalahan-kesalahan sebagaimana Engaku mensucikan pakaian dari kotoran. Ya Allah, mandikan aku dengan air, salju dan embun". (HR. Muttafaq ‘alaihi)
From Abi Hurairah radhiyallahu ‘ anhu says that Rasulullah shallallahu ' alaihi wasallam if(when do not start shalat, he(she is silent a moment before strarting reads ( Al-Fatihah). Hence I enquire to [him] and his is my menjawab,”A reads : Yes God, keeps away between my mes and mistakes as Engkau keeps away between easts and west. Yes God, sanctify me from mistakes as my Enga sanctifies clothes from dirt. Yes God, bath me with water, snow and dew". ( HR. Muttafaq ‘ alaihi)


5. Mengucapkan Amin
5. Says Amen


Dalilnya adalah hadits nabi berikut ini
Its(the theorem is hadits prophet following


Dari Nu;aim Al-Mujammir radhiyallahu ‘anhu berkata,”Aku shalat di belakang Abu Hurairah, beliau membaca : bismillahirrahmanirrahim. Kemudian beliau membaca ummul-quran (Al-Fatihah), hingga beliau sampai kata (waladhdhaallin) beliau mengucapkan : Amien. Dan beliau mengucapkannya setiap sujud. Dan bila bangun dari duduk mengucapkan : Allahu akbar. Ketika salam beliau berkata : Demi Allah Yang jiwaku di tangan-Nya, aku adalah orang yang paling mirip shalatnya dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. (HR. An-Nasai dan Ibnu Khuzaemah).
From Nu;aim Al-Mujammir radhiyallahu ‘ anhu my word shalat rear Abu Hurairah, he(she reads : bismillahirrahmanirrahim. Then he(she reads ummul-quran ( Al-Fatihah), finite of he(she is until word ( waladhdhaallin) he(she says : Amien. And he(she says it every sujud. And if similar from sitting says : Allahu akbar. When greeting he(she says : For The Shake Of God Which my heart on-hand His, I am man that is very alike its(the shalat with Rasulullah shallallahu ' alaihi wasallam. ( HR. An-Nasai and Ibnu Khuzaemah).


Dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,"Apabila imam mengucapkan "Amien", maka ucapkanlah juga. Siapa yang amin-nya bersamaan dengan ucapan amin para malaikat, maka Allah mengampunkan dosa-dosanya yang telah lampau.(HR. Jamaah kecuali At-Tirmizy)
From Abi Hurairah radhiyallahu ‘ anhu says that Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam bersabda,"Apabila imam says " Amien", hence saying also. Who amen his(its in parallel with utterance amen the angels, hence its(the sins pardon God which lampau(HR has. Jamaah except At-Tirmizy)


6. Merenggangkan kedua tumit
6. Alienates both heels


Disunnahkan merenggangkan kedua tumit saat berdiri kira-kira selebar 4 jari. Sebab posisi yang demikian sangat dekat dengan khusyu'. Sedangkan Imam As-syafi'i mengatakan bahwa jaraknya kira-kira sejengkal. Dan makruh untuk menempelkan keduanya karena menghilangkan rasa khusyu'.
Disunnahkan alienates both heels when standing approximately as wide as 4 finger. Because such a position within call with khusyu'. While Imam As-syafi'i tells that its(the distance about a length between thumb edge. And makruh to paste up both because eliminating taste khusyu'.


Sedangkan Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah mengatakan disunnahkan untuk merenggangkannya tapi tidak terlalu lebar dan tidak terlalu dekat.
While Al-Malikiyah and Al-Hanabilah tells disunnahkan to alienate it is but not too wide and not too near.


7. Membaca sebagian surat Quran setelah membaca Al-Fatihah
7. Reads some of Holy letters after reading Al-fatihah


Dasarnya adalah hadits berikut ini :
Its(the base is hadits following :


Dari Qatadah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca dalam shalat Zhuhur pada dua rakaatnya yang pertama surat Al-Fatihah dan dua surat, beliau memanjangkannya di rakaat pertama dan memendekkannya di rakaat kedua. Terkadang beliau mendengarkan ayat. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam membaca dalam shalat Ashar pada dua rakaatnya yang pertama surat Al-Fatihah dan dua surat, beliau memanjangkannya di rakaat pertama dan memendekkannya di rakaat kedua. Dan beliau beliau memanjangkannya di rakaat pertama shalat shubuh dan memendekkannya di rakaat kedua. (HR. Muttafaqun 'alaihi).
From Qatadah radhiyallahu ‘ anhu says that Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam reads in shalat Zhuhur at two its(the first rakaat of letter Al-Fatihah and two letters, he(she lengthens it in first rakaat and shortens it in second rakaat. Sometimes he(she listens sentence. He(she is shallallahu ‘ alaihi wasallam reads in shalat Ashar at two its(the first rakaat of letter Al-Fatihah and two letters, he(she lengthens it in first rakaat and shortens it in second rakaat. And his he(she lengthens it in first rakaat of shalat shubuh and shortens it in second rakaat. ( HR. Muttafaqun ' alaihi).


Dari Abu Bazrah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca dalam shalat shubuh dari 60-an ayat hingga 100-an ayat.". (HR. Muttafaqun 'alaihi)
From Ash Bazrah radhiyallahu ‘ anhu says that Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam reads in shalat shubuh from 60-an finite sentence of 100-an sentence.". ( HR. Muttafaqun ' alaihi)


8. Takbir ketika ruku`, sujud, bangun dari sujud dan berdiri dari sujud.
8. Takbir when my ruthenium`, sujud, similar from sujud and stands up from sujud.


Dasrnya adalah hadits berikut ini :
its(the Dasr is hadits following :


Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu berkata,"Aku melihat nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertakbir setiap bangun atau turun, baik berdiri atau duduk". (HR. Ahmad, An-Nasai dan At-Tirmizy dengan status shahih).
From Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘ anhu my word sees prophet shallallahu ‘ alaihi wasallam do not every similar or downwards, either standing or sitting". ( HR. Ahmad, An-Nasai and At-Tirmizy with status shahih).


Kecuali pada saat bangun dari ruku', maka bacaannya adalah "Sami'allahu liman hamidah". Maknanya, Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya.
Except to when similar from my ruthenium', hence its(the reading is " Sami'allahu liman hamidah". Its(the meaning, God The Most Hears man who is praising Him.


9. Meletakkan kedua lutut lalu kedua tangan kemudian wajah ketika turun sujud dan sebaliknya
9. Puts down both knees then both hands then face when downwards sujud and conversely


Dalam masalah ini ada perbedaan pendapat. Kedua pendapat yang anda tanyakan itu masing-masing memiliki dalil dari hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Baik yang mengatakan tangan dulu baru lutut atau yang sebaliknya, lutut dulu baru tangan.
In this problem there are different idea. Both opinions which you asks that is having each theorem from hadits Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam. Good telling hand formerly knee has just or on the contrary, knee formerly hand has just.


Pendapat Pertama: Tangan lebih dulu.
First Opinion: Hand in advance.


Dari Abi Hurairah ra. Berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”bila kamu sujud, maka janganlah duduk seperti cara duduknya unta. Hendaklah dia meletakkan tangannya terlebih dahulu sebelum lututnya.
From Abi Hurairah radium. Says that Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam your bersabda,”bila sujud, hence doesn't sit like way of position of camel. So it will s(he puts down [his] arms beforehand before its(the knee.


Para fuqoha yang berpendapat bahwa tangan terleib hdahulu sebelum lutut diantaranya adalah: Al-Hadawiyah, Imam Malik menurut sebagian riwayat dan Al-auza‘i.
The fuqoha is having a notion that levator skapula hand hdahulu before knee between it is: Al-Hadawiyah, Imam Malik according to some of histories and Al-auza‘i.


Pendapat Kedua: Lutut lebih dulu. Dari Wail bin Hujr berjata,”Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bila sujud meletakkanb kedua lututnya sebelum tangannya.
Second Opinion: Knee in advance. From Wail bin Hujr my berjata,”A sees Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam if(when sujud second meletakkanb of its(the knee before [his] arms.


Sedangkan para fuqoha yang berpendapat bahwa tangan terleib hdahulu sebelum lutut diantaranya adalah: mazhab Imam Abu Hanifah dan mazhab Imam Asy-Syafi‘i serta menurut sebagian riwayat mazhab Imam Malik.
While the fuqoha is having a notion that levator skapula hand hdahulu before knee between it is: sect Imam Abu Hanifah and sect Imam Asy-Syafi‘i and according to some of sect histories Imam Malik.


Mereka menolak pendapat yang mengatakan bahwa tangan yang diletakkan terlebih dahulu sebelum lutut karena menurut anggapa nmereka hadits yang digunakan ada masalah. Karena dalam matannya ada ketidak konsistenan. Yaitu disebutkan bahwa jangan duduk seperti duduknya unta, lalu diteruskan dengan perintah untuk meletakkan tangan terlebhi dahulu. Hal ini justru bertentangan. Karena unta itu bila duduk, justru kaki depannya terlebih dahulu baru kaki belakang. Sedangkan perintahnya jangan menyamai unta, artinya seharusnya kaki terlebih dahulu baru tangan.
They refuse opinion telling that hand put down beforehand before knee because according to anggapa nmereka hadits applied there are problem. Because in its(the matan there is in-(un- consistency. That is mentioned that doesn't sit like position of camel, then is continued by order of put down hand terlebhi to be former. This thing exactly interferes in. Because the camel if sitting, exactly its(the foreleg is beforehand hind foot has just. While governing it doesn't come up to camel, mean foot/feet ought to beforehand hand has just.


Ketidak-konsistenan ini dikomentari oleh Ibnul Qayyim bahwa ada kekeliruan dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-bukhari ini. Yaitu tebaliknya perintah, seharusnya bunyi perintahnya adalah untuk meletakkan lutut terlebih dahulu bahru tangan. Dan kemungkinan terbaliknya suatu lafaz dalam hadits bukan hal yang tidak mungkin.
This un-consistency commented by Ibnul Qayyim that there are mistake in hadits history by this al-bukhari. That is its(the tebalik comand, its(the comand sound ought to be to put down knee beforehand bahru hand. And possibility that its(the overturn a lafaz in hadits is not improbability.


10. Sunnah dalam sujud
10. Sunnah in sujud


Disunnahkan untuk memperbanyak doa pada saat sujud. Dengan dalil sunnah beriku ini.
Disunnahkan to multiply prayer at the time of sujud. With theorem sunnah this my berry.


Seorang hamba terdekat dengan tuhannya pada saat sedang sujud, maka perbanyaklah doa pada saat sujud itu, pastilah akan dikabulkan".(HR. Muslim)
a slave closest with its(the the infinite at the time of medium of sujud, hence multiplying prayer at the time of sujud, surely dikabulkan"(HR would. Moslem)


Dari Abi Said radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,"Wahai Muaz, bila kamu meletakkan wajahmu dalam sujud, katakanlah : Ya Allah, tolonglah aku untuk bersyukur dan beribadah dengan baik kepada-Mu."
From Abi Said radhiyallahu ‘ anhu says that Nabi shallallahu ‘ alaihi wasallam bersabda,"Wahai Muaz, if(when you puts down your face in sujud, say : Yes God, help I to thank goodness and having religious service carefully to."


11. Doa saat duduk di antara dua sujud
11. Prayer when sitting among two sujud


Menurut mazhab As-Syafi'iyah, Al-Hanabilah dan Al-Malikiyah, doa yang dibaca ketika duduk antara 2 sujud adalah lafadz berikut ini.
According to sect As-Syafi'iyah, Al-Hanabilah and Al-Malikiyah, prayer read when sitting between 2 sujud is lafadz following.


Artinya : Ya Allah, ampunilah aku, kasihilah aku, berikah aku kekuatan, angkatlah aku, beri aku rezeki, tunjuki aku dan sehatkan aku".
Mean : Yes God, forgive me, love me, my berry am strength, lift me, my berry am fortune, my tunjuki and salutary of I".


Dalilnya adalah riwayat berikut ini :
Its(the theorem is history following :


Dari Huzaifah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa dirinya shalat bersama dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau mengucapkan antara dua sujud : Rabbighfirli".(HR. An-Nasai dan Ibnu Majah)
From Huzaifah radhiyallahu ‘ anhu says that x'self shalat together with Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam. He(she says between two sujud : Rabbighfirli"(HR. An-Nasai and Ibnu Majah)


12. Bertasyahhud awal
12. Initial bertasyahhud


13. Meletakkan kedua tangan di atas kedua paha.
13. Puts down both above hands both thighs.


14. Shalawat kepada nabi pada tasyahhud akhir
14. Shalawat to prophet at final tasyahhud


Mazhab As-Syafi`iyyah dan Al-Hanabilah menyatakan bahwa shalawat kepada nabi dalam tasyahhud akhir hukumnya wajib. Sedangkan shalawat kepada keluarga beliau shallallahu ‘alaihi wasallam hukumnya sunnah menurut As-Syafi`iyah dan hukumnya wajib menurut Al-Hanabilah.(note4)
Sect As-Syafi`iyyah and Al-Hanabilah express that shalawat to prophet in tasyahhud its(the mandatory law end. While shalawat to his family shallallahu ‘ alaihi wasallam its(the law sunnah according to As-Syafi`iyah and its(the law is mandatory according to Al-Hanabilah(note4)


Sedangkan menurut Al-Hanafiyah dan Al-Malikiyah, membaca shalawat kepada nabi pada tasyahhud akhir hukumnya sunnah.(note5)
While according to Al-Hanafiyah and Al-Malikiyah, reads shalawat to prophet at tasyahhud its(the law end sunnah(note5)


Adapun lafaz shalawat kepada nabi dalam tasyahhud akhir seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah :
As for lafaz shalawat to prophet in tasyahhud end like the one commanded by Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam is :


Allahumma Shalli `ala Muhammad wa `ala aali Muhammad, kamaa shallaita `ala Ibrahim wa `ala aali Ibrahim. Wa baarik `ala `ala Muhammad wa `ala aali Muhammad, kamaa barakta `ala Ibrahim wa `ala aali Ibrahim. Innaka hamidun majid.(HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad)
Allahumma Shalli ` ala Muhammad wa ` ala aali Muhammad, kamaa shallaita ` ala Ibrahim wa ` ala aali Ibrahim. Wa baarik ` ala ` ala Muhammad wa ` ala aali Muhammad, kamaa barakta ` ala Ibrahim wa ` ala aali Ibrahim. Innaka hamidun majid(HR. Bukhari, Muslim and Ahmad)


Artinya : Ya Allah, sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarganya, sebagaimana shalawat-Mu kepada Ibrahim dan kepada keluarganya. Berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana barakah-Mu kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkah Maha Terpuji dan Maha Agung.
Mean : Yes God, submits shalawat to Muhammad and to its(the family, as shalawat-Mu to Ibrahim and to its(the family. Berkahilah Muhammad and its(the family as barakah-Mu to Ibrahim and its(the family. In Fact Engkah Maha Terpuji and The Most Grand.


* Masalah penggunaan lafaz Sayyidina
* Usage problem of lafaz Sayyidina


Al-Hanafiyah dan As-Syafi`iyah menyunnahkan penggunaan kata [sayyidina] saat mengucapkan shalawat kepada nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (shalawat Ibrahimiyah). Landasannya adalah bahwa penambahan kabar atas apa yang sesungguhnya memang ada merupakan bagian dari suluk adab. Jadi lebih utama digunakan dari pada ditinggalkan. (note6)
Al-Hanafiyah and As-Syafi`iyah menyunnahkan word usage [ sayyidina] when saying shalawat to prophet shallallahu ‘ alaihi wasallam ( shalawat Ibrahimiyah). Its(the base is that addition of news to what really of course is be part of civil mystique. So more mainly applied from at leaved. ( note6)


Sedangkan hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata,`Janganlah kamu memanggilku dengan sebuatan sayyidina di dalam shalat`, adalah hadits maudhu` (palsu) dan dusta.(note7)
While hadits mentioning that Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam your berkata,`Janganlah calls me with sebuatan sayyidina in shalat`, be hadits maudhu` ( false) and dusta(note7)


15. Doa sesuadah shalawat pada tasyahhud akhir
15. Prayer sesuadah shalawat at final tasyahhud


Diantara doa yang masyhur dan ma`tsur (diwariskan dari nabi shallallahu ‘alaihi wasallam) adalah lafaz berikut ini :
Between celebrated prayer and ma`tsur ( endowed from prophet shallallahu ‘ alaihi wasallam) be lafaz following :


Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina azabannar.
Rabbana atina its(the fiddu hasanah wa fil akhirati hasanah waqina azabannar.


Atau lafaz berikut ini
Or lafaz following


Allahumma inni zhalamtu nafsi zhulman katsira, wa innahu la yaghfiruz-zunuba illa anta, faghfirli maghfiratan min indika, warhamni innaka antal ghafururrahim. (HR. Bukhari dan Muslim)(note8)
Allahumma inni zhalamtu nafsi zhulman katsira, wa innahu lanthanum yaghfiruz-zunuba illa anta, faghfirli maghfiratan min indika, warhamni innaka antal ghafururrahim. ( HR. Bukhari and Muslim)(note8)


Artinya : Ya Allah, sungguh aku telah menzalimi diriku sendiri dengan kezaliman yang besar. Tiada yang bisa mengampuni dosa-dosa itu kecuali Engkau. Maka ampunilah diriku dengan ampunan dari-Mu. Kasihanilah diriku ini karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Pengasih. (HR. Bukhari dan Muslim dan lafaznya dari Muslim)
Mean : Yes God, be really I had brutal of myself x'self with big brutality. No which able to forgive the sins except Engkau. Hence forgiving myself with ampunan from. Kasihanilah this myself because in fact Engkau Maha Pengampun again The Most Enamoured. ( HR. Bukhari and Muslim and its(the lafaz from Muslim)


Atau lafaz ini
Or this lafaz


Allahumma inni audzu bika min azabi jahannam, wa min azabil qabri, wa min fityatil mahya wa mamat, wa min syarri fitnati masihid-dajjal.
Allahumma inni audzu bika min azabi jahannam, wa min azabil qabri, wa min fityatil mahya wa mamat, wa min syarri fitnati masihid-dajjal.


Artinya : Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari dari azab jahannam, dan dari azab kubur, dan dari fitnah makhluk hidup dan makhluk mati, dan dari fitnah al-masih Dajjal.
Mean : Yes God, be really I sheltered to from from azab jahannam, and from azab grave, and from mortal libel and death creature, and from libel al-masih Dajjal.


Dalilnya adalah hadits berikut ini :
Its(the theorem is hadits following :


Dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,`Bila kalian telah selesai dari tasyahhud akhir maka berlindunglah kepada Allah dari empat hal : [1] dari azab jahannam, [2] dari azab kubur, [3] dari fitnah makhluk hidup dan makhluk mati, [4] dari fitnah al-masih Dajjal.
From Abi Hurairah radhiyallahu ‘ anhu that Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wasallam bersabda,`Bila all of you has from final tasyahhud hence sheltering to God out of four things : [ 1] from azab jahannam, [ 2] from azab grave, [ 3] from mortal libel and death creature, [ 4] from libel al-masih Dajjal.


Bahkan sebagian ulama mewajibkan untuk membaca doa ini dalam tasyahhud akhir.(note9)
Even some of moslem scholars obliges to read this prayer in tasyahhud akhir(note9)


16. Menoleh ke kanan dan ke kiri saat mengucap dua salam
16. Turns around dextrorse and sinistrorse when saying two greetings


Dari Said bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu berkata,`Aku melihat NAbi shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan salam ke kanan dan ke kiri hingga terlihat putih pipi beliau`.(HR. Muslim)
From Said bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘ anhu my word sees NAbi shallallahu ‘ alaihi wasallam does dextrorse greeting and sinistrorse so seen white of cheek beliau`(HR. Moslem)


Dalam lain riwayat disebutkan
In other of history is mentioned [by]


`NAbi shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan salam ke kanan hingga terlihat putih pipi beliau dan melakukan salam ke kiri hingga terlihat putih pipi beliau`.(HR. Ad-Daruquthuny)
` PROPHET shallallahu ‘ alaihi wasallam does dextrorse greeting so seen white of his cheek and does sinistrorse greeting so seen white of cheek beliau`(HR. Ad-Daruquthuny)


As-Syafi`iyah dan Al-Hanabilah mengatakan bahwa ketika memulai lafaz salam (assalamu `alaikum), wajah masih menghadap kiblat. Ketika mengucapkan (warahmatullah), barulah menoleh ke kanan dan ke kiri.
As-Syafi`iyah and Al-Hanabilah tells that when strarting lafaz greeting ( assalamu ` alaikum), face still facing direction. When saying ( warahmatullah), then turns around dextrorse and sinistrorse.


17. Melirihkan salam yang kedua
17. Melirihkan second greeting


Al-Hanafiyah dan Al-Hanabilah menyunnahkan untuk melirihkan ucapan salam kedua dan mengeraskan ucapan salam yang pertama. Demikian juga dengan Al-Malikiyah, mereka mengatakan disunnahkan untuk melirihkan salam yang kedua dan menjaharkan salam yang pertama, baik sebagai imam, sebagai makmum atau pun bila shalat sendiri.
Al-Hanafiyah and Al-Hanabilah menyunnahkan melirihkan greeting utterance to be second and hardens greeting utterance that is first. And So It Is With Al-Malikiyah, they tell disunnahkan melirihkan greeting to be second and menjaharkan greeting that is first, good as imam, as makmum nor if(when shalat x'self.


18. Menunggu bagi masbuq hingga imam selesai dengan dua salamnya
18. Bes awaiting for finite masbuq of imam completed with two its(the greetings


Disunnahkan bagi makmum untuk tidak segera mengucapkan salam kecuali setelah imam selesai dengan kedua salamnya. Hal itu dikarenakan untuk berjaga-jaga apabila ternyata imam masih akan melakukan sujud sahwi. Menunda salam bagi makmum hingga imam selesai dengan kedua salamnya adalah sunnah menurut Al-Hanafiyah.
Disunnahkan for makmum is not to soon says greeting except after imam completed with both its(the greetings. That thing is because of awake if simply imam will do sujud sahwi. Greeting delay for finite makmum of imam completed with both its(the greetings is sunnah according to Al-Hanafiyah.


19. Khusyu`, tadabbur dalam bacaan shalat dan zikir
19. Khusyu`, tadabbur in reading shalat and recitation


AL-Imam As-Syafi`i menyebutkan bahwa disunnahkan untuk melakukan shalat dengan khusyu` serta tadabbur (merenungkan) bacaan Al-Quran pada shalat. Termasuk juga bacaan-bacaan lain (zikir) dalam shalat. Beliau juga menyunnahkan untuk memulai shalat dengan segenap konsentrasi, mengosongkan hati dari segala pikiran duniawi, karena hal itu lebih memudahkan seseorang untuk bisa khusyu` dalam shalatnya.?
AL-IMAM As-Syafi`i mentions that disunnahkan to do shalat with khusyu` and tadabbur ( contemplates) reading Al-Quran at shalat. Including also other readings ( recitation) in shalat. He(she also menyunnahkan to start shalat with whole concentration, empties liver from all earthly minds, because the matter more facilitatingly someone khusyu to be able to` in its(the shalat.?


note:
note:


1. Dalam nashbur-Rayah
1. In nashbur-Rayah


2. Hadits ini shahih meski lewat sanad yang lemah, namun banyak syawahid yang menguatkannya.
2. this Hadits shahih even through?via sanad which is weak, but many syawahid strengthening it.


3. Hadits riwayat Muslim ini derajatnya shahih, namun oleh Al-Hafidz ibnu Hajar dikatakan sanadnya munqathi’ (terputus). Sedangkan riwayat Ad-Daruquthuni maushul dan dia mauquf.
3. Hadits this Muslim history its(the degree shahih, but by Al-Hafidz ibnu Hajar is told its(the sanad munqathi' ( broken). While history Ad-Daruquthuni maushul and him(her mauquf.


4. Lihat kitab Mughni Al-Muhtaj jilid 1 halama 173 dan kitab Al-Mughni jilid 1 halaman 541
4. Sees book Mughni Al-Muhtaj volume 1 halama 173 and book Al-mughni volume 1 yard 541


5. Lihat kitab Ad-Dur Al-Mukhtar jilid 1 halaman 478 dan kitab Asy-Syarhu Ash-Shaghir jilid 1 halaman 319
5. Sees book Ad-Dur Al-mukhtar volume 1 yard 478 and book Asy-Syarhu Ash-shaghir volume 1 yard 319


6. Kitab Ad-Dur Al-Mukhtar jilid 1 halaman 479, kitab Hasyiyah Al-Bajuri jilid 1 halaman 162 dan kitab Syarhu Al-Hadhramiyah halaman 253
6. Book Ad-Dur Al-mukhtar volume 1 yard 479, book Hasyiyah Al-Bajuri volume 1 yard 162 and book Syarhu Al-Hadhramiyah yard 253


7. Lihat kitab Asna Al-Mathalib fi Ahaditsi Mukhtalaf Al-Marathib karya Al-Hut Al-Bairuti halaman 253
7. Sees book Asna Al-Mathalib fi Ahaditsi Mukhtalaf Al-Marathib masterpiece Al-Hut Al-bairuti yard 253


8. Lafaznya dari muslim diriwwayatkan dari hadits Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, lihat Nailul Authar jilid 2 halaman 287
8. Its(the lafaz from moslem diriwwayatkan from hadits Abu Bakar Ash-Shiddiq radium, sees Nailul Authar volume 2 yard 287


9. Lihat Subulus Salam jilid 1 halaman 194
9. Sees Subulus Salam volume 1 yard 194

No comments:

Post a Comment